Jumat, 27 April 2012

Mengidentifikasi Alur, Penokohan, Latar, Unsur Intrinsik dan Unsur Ekstrinsik dalam Cerpen.


Pengertian cerpen:
Cerpen adalah cerita pendek yang melukiskan suatu kejadian dalam kehidupan manusia secara singkat dan jelas.
Ciri-ciri cerpen:
1.      Merupakan cerita khayalan (fiksi).
2.      Pokok cerita tunggal.
3.      Masalah terbatas (bersifat pendek).
4.      Peristiwa jelas.
Unsur-unsur cerpen:
1.      Unsur intrinsik (berada di dalam karya sastra).
2.      Unsur ekstrinsik (berada di luar karya sastra).
Unsur Intrinsik meliputi :
1.Tema.
Tema adalah ide pokok sebuah cerita yang dijadikannya sumber cerita atau bahan utama cerita.
2. Alur (Plot)
Alur (plot) merupakan pola pengembangan cerita  yang terbentuk oleh hubungan sebab-akibat. Dilihat dari segi keeratan hubungan antarperistiwa, plot dibedakan menjadi dua, yaitu plot erat dan plot linggar. Sebuah cerita memiliki plot erat apabila hubungan antarperistiwa terjalin sangat padu dan padat sehingga tak ada satu peristiwa pun yang dapat dihilangkan. Sebaliknya, sebuah cerita memiliki plot longgar apabila hubungan antarperistiwa terjalin kurang erat sehingga ada bagian-bagian peristiwa yang dapat dihilangkan dan penghilangan itu tidak akan mengganggu jalannya cerita.
Secara  umum, alur terbagi ke dalam bagian-bagian berikut :
a.       Pengenalan situasi cerita (exposition)
Dalam bagian ini pengarang memperkenalkan para tokoh, menata adegan, dan menjelaskan hubungan  antartokoh.
b.      Pengungkapan peristiwa (complication)
Dalam bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya.
c.       Menuju konflik (rising action)
Terjadi peningkatan perhatian, kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan berbagi situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.
d.      Puncak Konflik (turning point)
Bagian ini disebut pula sebagai klimaks. Inilah bagian cerita yang paling besar dan  mendebarkan. Pada  bagian ini pula ditentukan perubahan nasib beberapa tokoh Misalnya, apakah dia berhasil menyelesaikan masalahnya atau gagal.
e.       Penyelesaian (ending)
Sebagai akhir cerita, bagian ini berisi penjelasan tentang nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa  puncak itu. Ada pula cerpen yang penyelesaian akhir ceritanya diserahkan kepada imajinasi pembaca. Jadi, akhir ceritanya dibiarkan menggantung tanpa ada penyelesaian.
Berdasarkan periode pengembangannya, alur cerpen dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1.      Alur normal                 : (1)-(2)-(3)-(4)-(5)
2.      Alur sorot                    : (5)-(4)-(3)-(2)-(1)
3.      Alur maju-mundur      : (4)-(5)-(1)-(2)-(3)
Periode-periode tersebut meliputi :
1.      Pengenalan situasi cerita/babak awal
2.      Pengungkapan peristiwa
3.      Menuju konflik
4.      Puncak konflik
5.      Penyeesaian
Meskipun demikian, kelima unsur alur itu tidak selamanya hadir dalam sebuah cerpen. Mengingat rentang dan jumlah peristiwa di dalamnya terbatas, biasanya, unsur-unsur yang hadir itu hanya 2-3 saja, misalnya unsur pengungkapan peristiwa (2), menuju konflik (3), dan puncak konflik (4).
Berdasarkan akhir cerita, plot dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
a.       Plot ledakan (cerita berakhir mengejutkan)
b.      Plot lembut (cerita berakhir sebagai bisikan atau tidak mengejutkan)
c.       Plot lembut-meledak (campuran)
Berdasarkan rangkaian peristiwanya, plot dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
a.       Plot maju (linier)
b.      Plot mundur (flashback)
c.       Plot gabungan.
Menurut sifatnya, plot dibedakan menjadi tiga: plot terbuka, plot tertutup,plot campuran (terbuka dan tertutup)
a.       Plot terbuka, akhir cerita merangsang pembaca untuk mengembangkan jalan cerita.
b.      Plot tertutup, akhir cerita tidak merangsang pembaca untuk meneruskan jalan cerita. Lebih dititikberatkan pada permasalahan dasar.
c.       Plot campuran, terbuka dan tertutup, kita dapat memilih atau menggunakan salah satu jenis plot/alur dalam cerpen yang kita buat.
3. Tokoh atau Penokohan
Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berkelakuan di dalam berbagai peristiwa dalam cerita.
Tokoh dibedakan menjadi empat, yaitu tokoh utama (protagonis), tokoh yang berlawanan dengan pemeran utama (antagonis), tokoh pelerai (tritagonis) dan tokoh bawahan.
a.       Tokoh utama (protagonis) adalah tokoh yang memegang peran utama dalam cerita, tokoh utama terlibat dalam semua bagian cerita, ia bersifat sentral.
b.      Tokoh yang karakteristiknya berlawanan dengan tokoh utama disebut tokoh antagonis tokoh ini berperan untuk mempertajam masalah dan membuat dalam cerita menjadi lebih hidup dan menarik.
c.       Tokoh tritagonis adalah tokoh yang tidak memegang peran utama dalam cerita. Tokoh tritagonis biasanya tidak terlibat dalam sebuah bagian cerita.keberadaanya berperan sebagai penghubung antara tokoh protagonis dan antagonis.
d.      Tokoh bawahan disebut juga figuran yang tidak sentral kedudukannya dalam cerita, tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk mendukung tokoh utama.
Penokohan atau perwatakan adalah pelukisan tokoh cerita, baik keadaan lahir maupun batinnya termasuk keyakinannya, pandangan hidupnya, adat istiadatnya, dan sebagainya. Penokohan merupakan unsur cerita yang sangat penting karena cerita menjadi lebih nyata dalam angan pembaca.
Ada tiga macam cara untuk melukiskan atau menggambarkan watak para tokoh dalam cerita.
a.       Cara analitik, pengarang menceritakan atau menjelaskan watak tokoh cerita secara langsung.
b.      Cara dramatik, pengarang tidak secara langsung menceritakan watak tokoh seperti pada cara analitik, melainkan menggambarkan watak tokoh dengan cara:
1.      Melukiskan tempat atau lingkungan sang tokoh.
2.      Menampilkan dialog antartokoh dari dialog-dialog itu akan tampak watak tokoh pada cerita.
3.      Menceritakan tingkah laku, perbuatan, atau reaksi tokoh terhadap suatu peristiwa.
c.       Cara gabungan analitik dan dramatik pengarang menggunakan kedua cara tersebut diatas secara bersamaan dengan anggapan bahwa keduanya bersifat saling melengkapi.
4.Sudut Pandang.
Sudut pandang adalah cara memandang tokoh-tokoh cerita dengan menempatkan dirinya pada posisi tertentu.
Sudut pandang dibedakan menjadi dua yaitu:
1.      Sudut pandang orang ketiga dan
2.      Sudut pandang orang pertama.
5. Latar
Latar atau setting merupakan penggambaran mengenai waktu, tempat, dan suasana terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita. Latar berfungsi untuk memperkuat atau mempertegas keyakinan pembaca terhadap jalannya cerita ataupun karakter tokohnya. Dengan demikian, apabila pembaca sudah menerima latar itu sebagai sesuatu yang benar adanya, ia pun cenderung lebih siap dalam menerima karakter tokoh apapun kejadian-kejadian dalam cerita itu.
Latar dibedakan menjadi tiga, yaitu latar waktu, latar tempat, latar suasana.
a.       Latar Tempat adalah lokasi atau bangunan fisik lain yang menjadi tempat terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita.
Contoh :
Nama Tempat
Penggambaran dalam cerita
Di Sekolah, lab. IPA
Akhirnya, Rara nekat juga pergi ke lab. IPA. Dengan buku fisikanya, dia duduk di samping pintu bagian depan lab. Tersebut. Lalu, dia mulai belajar dengan serius seperti biasanya.
Di ruang kelas taman kanak-kanan
Baru saja gadis kecil itu menyanyikan lagu “Bintang Kecil” dengan suara merdunya. Lagu di akhiri dengan tepukan tangan anak-anak beserta ibu-ibu muda yang hadir. Suasananya sangat meriah meskipun tidak lebih dari lima belas anak yang hadir.

b.      Latar Waktu adalah waktu (masa) tertentu ketika peristiwa dalam cerita itu terjadi.

Contoh:
Keadaan Waktu
Penggambaran dalam cerita
Pagi
Dia datang sambil terus menatapku. Tak ada senyum di wajahnya. Hal itu membuat prasangka buruk terhadapku. Namun, setelah duduk lama di mejanya, sapaan itu keluar dari mulutnya, “Pagi Tom.”
“Pagi…,” jawabku tanpa berani menatap wajahnya.
Malam
Udara malam semakin dingin. Tak bisa tidurkah kau sekarang, Pak? Masih memikirkan hal yang akan terjadi padamu bila kau tak menolong saudaramu yang kelaparan, yang sampai sekarang masih meneriaki hak-hak mereka. Tidur pulaslah  kau mala mini, Pak, minta istrimu untuk meninabobokan dirimu. Hapuslah hal yang masih  membelenggu pikiranmu karena esok akan terjadi hal yang sama.

c.       Latar Suasana adalah salah satu unsur intrinsik yang berkaitan dengan keadaan psikologis yang timbul dengan sendirinya bersamaan dengan jalan cerita.
6. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca melalui cerita yang disajikan.
Sedangkan, unsur ekstrinsiknya berkaitan dengan bidang sosial, budaya, dan agama.

D.com suka.suka









Kamis, 19 April 2012

Misteri

Jika sudah berbicara soal cinta, pasti tidak akan pernah ada habisnya. Ya, itu yang kini kurasakan, selesai dengan dia, pasti ada dia yang lain di hati. Sebenarnya di awal pertemuan kita kembali (sang mantan), aku sempat merasa dalam hati sudah melupakan  berbagai bentuk kenangan yang pernah membelenggu hidupku "Kita Kini Teman bukan pasangan Kekasih". Namun, terkadang tebakan itu salah, rasa itu yang mampu menghentikan detak jantungku kembali membelenggu hatiku, Rindu itu masih ada. Namun jika aku kesal dengan nya, luka itu kembali menyeruak dalam pikiranku yang membawa sengenap benci dalam hatiku, namun rasa kesal itu kembali mereda setelah mengingat dia (lelaki tampan baik hati). Seketika hatiku bertanya-tanya, apa yang sedang terjadi, namun karena aku menyangkal pemikiranku sendiri, akhirnya ceritanya sampai segitu saja, sampai pada akhirnya kejadian itu berulang kali terjadi, semakin menyangkal semakin dalam, sampai saat ini aku pun tak pernah mengerti, ada apa dengan hatiku ? Mungkin cinta mungkin juga hanya rasa rindu karena sudah lama tak bertemu.

Sahabat DCOM






Sahabat DCOM at Mangrove
















Laporan Pratikum Biologi

Topik                     : Respirasi pada Serangga dan Kecambah.
Tujuan                     : Mengetahui  pengaruh berat serangga dan kecambah terhadap laju respirasi.

Landasan Teori tentang Respirasi :
Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O. Yang disebut substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi. Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel tumbuhan tinggi. Terdapat beberapa substrat respirasi yang penting lainnya diantaranya adalah beberapa jenis gula seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa, pati, asam organic, dan protein (digunakan pada keadaan & spesies tertentu). Secara umum, respirasi karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut: C6H12O6 + O2 6CO2 + H2O + energi
Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
Ø  Ketersediaan substrat.
Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebaliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.
Ø  Ketersediaan Oksigen.
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.
Ø  Suhu.
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 100 C, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.Tipe dan umur tumbuhan. Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolism dengan demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa system trachea yang berfungsi untuk mengangkut dan mngedarkan O2  ke seluruh tubuh serta mengangkut dan mengeluarkan CO2 dari tubuh. Trachea memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang masuk ke seluruh jaringan tubuh oleh karena itu, pengangkutan O2 dan CO2 dalam system ini tidak membutuhkan bantuan sitem transportasi atau darah. Udara masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuhnya. Selanjutnya dari stigama, udara masuk ke pembuluh trachea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Pada serangga bertubuh besar terjadinya pengeluaran gas sisa pernafasan terjadi karena adanya pengaruh kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur.

Alat dan Bahan  :
1.      Respirometer sederhana
2.      Neraca
3.      Jangkrik
4.      Kristal NaOH (KOH)
5.      Larutan eosin
6.      Plastisin/Vaselin
7.      Kapas
8.      Pipet Tetes
9.      Stopwatch/pengukur waktu
Cara Kerja :
1.      Timbanglah serangga/jangkrik yang akan dipakai untuk pratikum.
2.      Susunlah alat dan bahan seperti gambar di atas.
3.      Tempatkan pada tempat yang datar.
4.      Tutuplah sambungan antara pipa dengan bejana agar tidak bocor udaranya.
5.      Sebelum ujung pipa diberi larutan eosin, tutuplah dengan jari telunjuk selama 1-2 menit.
6.      Masukkan diujung pipa berskala larutan eosin, satu tetes.
7.      Mulai menghitung gerakan eosin setiap 2 menit.
8.      Hitunglah berapa cc oksigen yang dibutuhkan serangga dalam waktu 10 menit.
9.      Ulangi langkah diatas pada serangga/jangkrik yang berbeda beratnya.
Hasil Pengamatan :

2 menit ke
Perubahan yang terjadi pada Jangkrik dengan berat 0,7 gram
Perubahan yang terjadi pada Kecambah dengan berat 0,65 gram
1
0,5 ml
0,035
2
0,7 ml
0,056

Rumusan Masalah       :
1.      Mengapa eosin bergerak ?
Jawab  : Karena jangkrik/kecambah berusaha menghirup oksigen (O2) dari luar melalui tabung kapiler berskala, sehingga setiap serangga memperoleh oksigen dan eosin akan bergerak.

2.      Apa yang diserap oleh serangga pada waktu bernafas dan apa yang dikeluarkannya ?
Jawab  : Yang diserap oleh serangga/jangkrik adalah oksigen (O2) dan yang dikeluarkan adalah karbondioksida (CO2).

3.      Apa fungsi KOH atau NaOH pada percobaan ini ?
Jawab  : Untuk mengikat CO2, sehingga pergerakan dari eosin benar-benar hanya disebabkan oleh konsumsi oksigen.

4.      Bagaimana hubungan antara berat badan serangga atau kecambah dengan volume udara yang digunakan untuk keperluan respirasi ?
Jawab  : Semakin berlebih berat badan serangga atau kecambah, maka semakin banyak oksigen yang diperlukan untuk proses respirasi.

5.      Buatlah grafik yang menggambarkan berat badan dengan volume udara pada pernafasan.
Jawab  : -

 Kesimpulan         :
Kecepatan pernafasan yang di lakukan makhluk hidup berbeda-beda. Kecepatan pernafasan jangkrik lebih cepat di banding kecepatan pernafasan kecambah sehingga pergerakan eosin lebih cepat pada jangkrik. Faktor yang memperngaruhi antara lain, kondisi fisik, suhu tubuh dan suhu di dalam respirometer.

Daftar Pustaka    :
http://sherlyjoshi.blogspot.com/2011/06/laporan-pernafasan-pada-serangga-dan.html