Aku
selalu mengira tak akan bisa hidup tanpa cintanya. Aku lupa, semua luka
perlahan-lahan akan sembuh juga. Biarkan saja waktu yang menjadi
obatnya.Saat itu akan tiba, ketika aku benar-benar menerima
kenyataan bahwa kini tak ada lagi 'kita'. Sekarang hanya aku, minus
dirinya. Dia pergi terlalu lama dan aku terlalu bodoh terus-terusan
memikirkan dirinya. Aku bisa hidup tanpa kenangan dan senyumannya. Kalau
sebelum mengenal dia saja aku bisa bahagia, apa bedanya bahagia setelah
tanpa dirinya?
Aku pasti akan jatuh cinta lagi. Suatu hari nanti... dan dengan yang lebih baik dari dirinya.
Kamis, 13 Juni 2013
now and then
Hari
ini, ketika melihatmu lagi, kesadaranku terbawa oleh riak hati. Dadaku
sesak dipalu malu dan rindu. Cinta menyuruh untuk menghampirimu, tapi
ragu membuatku terpaku. Aku bertahan hanya mengagumimu dari jauh.
Seandainya kau tahu betapa ini juga berat untukku. Menjauhimu adalah hal terburuk yang harus kulakukan.
Maaf, Sayang, jika hingga sekarang belum ada jalan keluar bagi kita. Aku harus bagaimana? Senjata apa yang harus kubawa untuk memperjuangkan hubungan yang tak direstui orangtua? Bisakah hanya dengan cinta saja?
Seandainya kau tahu betapa ini juga berat untukku. Menjauhimu adalah hal terburuk yang harus kulakukan.
Maaf, Sayang, jika hingga sekarang belum ada jalan keluar bagi kita. Aku harus bagaimana? Senjata apa yang harus kubawa untuk memperjuangkan hubungan yang tak direstui orangtua? Bisakah hanya dengan cinta saja?
Hujan dan Teduh
Kepadamu, aku menyimpan cemburu dalam harapan yang tertumpuk oleh sesak dipenuhi ragu.
Terlalu banyak ruang yang tak bisa aku buka. Dan, kebersamaan cuma memperbanyak ruang tertutup. Mungkin, jalan kita tidak bersimpangan. Ya, jalanmu dan jalanku. Meski, diam-diam, aku masih saja menatapmu dengan cinta yang malu-malu.
Aku dan kamu, seperti hujan dan teduh. Pernahkah kau mendengar kisah mereka? Hujan dan teduh ditakdirkan bertemu, tetapi tidak bersama dalam perjalanan. Seperti itulah cinta kita. Seperti menebak langit abu-abu
Mungkin, jalan kita tidak bersimpangan…
Terlalu banyak ruang yang tak bisa aku buka. Dan, kebersamaan cuma memperbanyak ruang tertutup. Mungkin, jalan kita tidak bersimpangan. Ya, jalanmu dan jalanku. Meski, diam-diam, aku masih saja menatapmu dengan cinta yang malu-malu.
Aku dan kamu, seperti hujan dan teduh. Pernahkah kau mendengar kisah mereka? Hujan dan teduh ditakdirkan bertemu, tetapi tidak bersama dalam perjalanan. Seperti itulah cinta kita. Seperti menebak langit abu-abu
Mungkin, jalan kita tidak bersimpangan…
Langganan:
Postingan (Atom)