Kamis, 16 Februari 2012

Bukan Salah Ayah Tapi Takdir Kita

Hai,
Namaku NI LUH PUTU DIKA PURNAYANTHI, biasa dipanggil DIKA namun orang yang paling spesial dihidupku dan telah lama mengisi ruang hatiku yang kosong biasa memanggilku dengan sebutan NANA dari akar kata PURNA, nama sang ayah tercinta tepatnya, ayah yang telah lama meninggalkan aku dan ibuku. Aku masih bisa tersenyum ria meski sang ayah tak ada disisiku menemaniku dan melengkapi hidupku, itu diluar dan di depan orang lain namun sebenarnya aku sangat kesepian bahkan merindukan kasih sayang yang tak pernah ku cicipi itu, tak ada yang bisa menggantikan kasih sayang seorang ayah yang selalu ku damba dan tak ada orang lain yang bisa menggantikan posisimu dihatiku.
Benar aku benci bahkan aku marah padamu, tega-teganya kau meninggalkan aku dan ibuku bahkan membiarkan aku dan ibuku menderita atas kepergianmu, anakmu ini begitu membencimu, begitu menyayangimu bahkan begitu merindukan kasih sayangmu. Kamu tau itu ? meski ragamu tak menemani aku dan ibuku tapi aku tau nyawamu menemani aku dan ibuku bahkan aku bisa merasakan betapa besarnya kasih sayangmu padaku. Mengapa kamu pergi ? pergi tanpa pamit padaku tanpa membiarkan aku merasakan rasa kasih sayang seorang ayah dan merasakan bagaimana rasanya punya ayah.
Mengapa kau tega pada ibuku ? hanya membuatku tapi tidak membantu ibuku untuk membesarkanku.
Aku tau bahkan aku sadar tak pantasnya seorang anak sepertiku menyalahkanmu bahkan aku yakin sepanjang hidupmu, kau tak pernah menginginkan semua ini terjadi "Anakmu tumbuh besar tanpa kasih sayang darimu". Mugkin inilah yang dinamakan takdir namun takdir ini sungguh aku sayangkan karena Tuhan membiarkan aku menangis pilu di sepanjang hidupku. Aku ingin berpulang kepangkuanNya karena aku ingin bertemu denganmu dan aku tak ingin selalu merasakan kesepian yang selalu menjumpai hidupku selama ini dan di dunia namun aku ingat, di dunia ini aku masi punya sebuah kewajiban "MENJAGA IBUKU DAN MEMBAHAGIAKAN DIA KARENA DIA TELAH BERJUANG MATI-MATIAN UNTUK MEMBESARKANKU YANG SELALU MEMBUATNYA KECEWA". Aku tak pernah bisa membuat dia bahagia bahkan mendambakanku, aku selalu membuat dia kecewa, aku tak bisa menjadi anak yang baik untukknya, aku gak bisa berjuang untuk hidupku sendiri, aku menyerah, aku tak kuat merasakan sepi sendiri, aku ingin di perhatiin, aku ingin ditemani, aku gak mau sendiri, sepanjang hidupku hanya kehampaan dan kerinduan yang setia menemaniku. Buat apa aku hidup ? hanya sia-sia kan ? karena aku hanya akan selalu merasa sendirian dan akan selalu merasakan sendirian, gak ada yang peduli bahkan tak ada yang mengerti, tuk mengetahui saja tak ada yang tau bahwa aku ini butuh kasih sayang dan teman bicara, bukan hp bahkan boneka tapi seseorang, seseorang yang bisa memberikan aku perhatian yang selama ini aku idamankan. Mungkin dulu aku pernah mendapatkannya dari dhe tapi itu tak bertahan lama, dalam hitungan tahun semua itu sirna seketika, lagi-lagi takdir berkata beda, siapa yang harus aku salahkan ? Tuhan ? bukankah manusia adalah tempatnya lupa dan salah, ga ada gunanya juga kan menyalahkan Tuhan, UUD Tuhan sudah dibuat seperti itu tapi tetap saja Tuhan tak mengerti bagaimana rasanya jadi aku yang selalu sendiri ini. "Hidup salah Mati pun salah".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar